Kamis, 23 Agustus 2012

Busana dan Rias Pengantin Adat Solo

Busana Basahan Solo
Menurut tradisi Keraton Surakarta, busana yang digunakan pada saat Upacara Pernikahan adalah Busana Kampuh / dodot yaitu kain khusus sepanjang +/- 4,5 m yang dihiasi taburan prada emas pada babaran kainnya, yaitu corak Alas - Alasan berwarna hijau yaitu corak yang terdiri dari aneka satwa dan tumbuhan yang ada di rimba / hutan seperti garuda (maknanya dapat meninggikan kedudukan raja), kura kura (perlambang dunia bawah/bumi), ular (perlambang air dan bumi), burung (menggambarkan bahwa manusia akan selalu kembali ke pencipta), ayam jantan(symbol keberanian), gunung (symbol tempat bersemayamnya para dewa), gajah (symbol kendaraan raja), harimau (symbol kewibawaan), kawung 9 simbol kesucian dan umur panjang). Secara keseluruhan, Motif Alas - Alasan bermakna kemakmuran dan kewibawaan.

Dahulu kampuh hanya boleh dikenakan oleh Raja, Putra Mahkota, Patih, dan Pangeran pada saat acara tertentu dan saat pernikahan (upacara Panggih). Namun seiring perubahan masa saat ini kampuh diperbolehkan dikenakan oleh khalayak masyarakat umum dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan turun temurun dari Keraton dan dengan tidak menghilangkan unsur tradisional dan makna yang terkandung di dalam filosofi kampuh itu sendiri.

Sebagai pelengkap kampuh, Pengantin Pria selalu menggunakan Kuluk yaitu penutup kepala yang memanjang ke atas. Pada masa lalu warna Kuluk mencerminkan pemakainya, warna biru muda sekali digunakan oleh Raja, biru muda oleh Pangeran Adipati, biru tua oleh sentana. Warna kuluk hitam digunakan saat mengenakan busana kanigaran oleh Raja. Kelengkapan Busana Kanigaran / Beskap Taqwo pada dasarnya sama dengan busana dodotan hanya saja jika busana dodotan dikenakan tanpa baju, maka busana kanigaran / Taqwo dilengkapi busana baju sikepan beludru berwarna hitam.

Riasan Pengantin Wanita pada Busana Dodot Solo / Basahan Solo
Sanggul pengantin Solo Basahan disebut sanggul bokor mengkurep yang ditutup oleh rajut melati dan pada sebelah kanan konde disematkan melati tibo dodo dengan perhiasan kembang goyang diatas sanggul. Berbeda dengan riasan Solo Putri bagian dahi pengantin menggunakan paes warna hijau gelap.



Busana dan Rias Pengantin Solo Putri

Selain Busana Basahan Solo, juga ada Busana Pengantin Solo Putri juga merupakan busana pengantin yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat umum di luar Keraton. Pada Busana ini Pengantin Pria mengenakan beskap Sikepan beludru warna Hitam dengan bordir benang gim, Pengantin Wanita senada dengan Pengantin Pria mengenakan kebaya panjang selutut terbuat dari bahan beludru hitam. Kain batik yang digunakan adalah kain batik Motif Sidomukti (yang bermakna agar pasangan selalu bahagia dan disegani), motif Sido Asih(yang bermakna agar pasangan saling mengasihi dan mencintai), Sido Mulyo (agar menjadi pasangan yang dimuliakan oleh lingkungan sekitar).

Riasan pada Pengantin Solo Putri yaitu sanggul bokor mengkurep yang ditutup oleh rajut melati dan tibo dodo Bawang sebungkul, yaitu untaian melati yang berbentuk seperti kumpulan bawang dengan paes berwarna hitam.

Seiring dengan perubahan masa, saat ini busana Pengantin Tradisional Solo Putri telah mengalami perkembangan pada pemilihan warna dan jenis bahan untuk busana. Pada tata rias, sanggul dan perhiasan juga sedikit mengalami pergeseran dan penyesuaian namun dengan tanpa meninggalkan pakem dan makna filosofi yang terkandung seperti Paes, dan motif batik yang selalu di pertahankan.

Berikut ini beberapa Busana Pengantin Adat Solo Putri :



Beskap Sikepan Ageng

Beskap ini merupakan beskap yang di dalam nya dilapisi oleh kemeja yang memiliki kancing berjumlah 9 yang biasa nya berwarna emas / perak.




Beskap Sikepan Cekak

Beskap yang di dalam nya tidak dilapisi kemeja dan memiliki kancing yang menyamping dan berjumlah 6.





Beskap Langenharjan

Beskap yang menyerupai bentuk Jas model barat, di dalamnya dilapisi kemeja serta rompi dan menggunakan dasi kupu kupu



Beskap Atela

Beskap tutup yang memiliki kancing yang lurus dari atas ke bawah dan berjumlah 9.






Sumber : http://chandrarini.com/busana-dan-rias-pengantin-adat-solo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar