Kamis, 06 Juni 2013

Adat Pernikahan Yogyakarta (Bag II)

Setelah selesai menjalani prosesi mulai dari nontoni sampai Tarub (Adat Pernikahan Yogyakarta bag I), prosesi selanjutnya dalam adat pernikahan Yogyakarta adalah:

Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan pengantin pria kepada keluarga pengantin puteri 1-2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin akan ditempatkan di rumah saudara atau tetangga dekat.

Upacara nyantri ini bertujuan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan sehingga saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap di tempat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin puteri.

Siraman
Siraman berasal dari kata dasar siram dalam bahasa Jawa berarti mandi. Siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membersihkan diri agar menjadi suci dan murni. Sedangkan bahan-bahan untuk upacara siraman adalah sebagai berikut :
* Kembang setaman secukupnya
* Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
* Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
* Kendi atau klenting
* Tikar ukuran ½ meter persegi
* Mori putih ½ meter persegi
* Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
* Dlingo bengle
* Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinya diwarnai biru)
* Satu macam yuyu sekandang (kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
* Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
* Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar di dalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
* Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
* Sabun dan handuk.

Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
* Tumpeng robyong
* Tumpeng gundul
* Nasi asrep-asrepan
* Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
* Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
* 1 butir telor ayam mentah
* Juplak diisi minyak kelapa
* 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
* Gula jawa 1 tangkep
* 1 ekor ayam jantan

Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.

Midodareni
Midodareni berasal dari kata widodari yang berarti bidadari yaitu puteri dari surga yang sangat cantik dan harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 – 24.00 dan biasa disebut malam midodareni, pada waktu itu pengantin tidak boleh tidur.

Saat akan melaksanakan midodareni ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
* Sepasang kembar mayang (dipasang di kamar pengantin)
* Sepasang klemuk (periuk) yang diisi dengan bumbu pawon (dapur), biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
* Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep (tulang daun/tangkai daun), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
* Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.

Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
* Nasi gurih
* Sepasang ayam yang dimasak lembaran (ingkung, Jawa)
* Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
* Krecek
* Roti tawar, gula jawa
* Kopi pahit dan teh pahit
* Rujak degan
* lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)

Langkahan
Upacara langkahan ini ada apabila pengantin mendahului kakaknya yang belum menikah.Langkahan sendiri berasal dari kata langkah, dalam bahasa Jawa berarti lompat. Untuk prosesi ini, sebelum akad nikah, calon pengantin harus meminta izin kepada kakak yang dilangkahi.

Ijab
Ijab atau ijab Qabul meruapakan prosesi inti yang menyatukan kedua calon pengantin ke dalam suatu ikatan pernikahan. Ijab Qabul adalah pengesahan pernikahan sesuai agama pasangan pengantin. Dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan/menikahkan anaknya kepada pengantin pria dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dengan disertai penyerahan maskawin bagi pengantin perempuan.

Upacara ijab Qabul dipimpin oleh petugas kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih
Panggih dalam bahasa Jawa berarti bertemu. Acara ini diadakan setelah upacara akad nikah selesai. Pengantin pria kembali ke tempat penantiannya, sedangkan pengantin puteri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih segera dilaksanakan.

Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
* Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan pengantin pria
* Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
* Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman.

Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih.

Sumber :
http://www.hadisukirno.com/artikel-detail?id=112

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP