Senin, 28 Maret 2011

Tentang Pendampingan Kaum Muda

SIAPAKAH KAUM MUDA ?

Lazimnya pembicaraan tentang kaum muda diarahkan pada mereka yang duduk di SLTA atau angkatan kerja muda. Sering pula usia SMP sudah dilibatkan sekalipun seringkali sebatas sebagai penggembira. Mungkin ada baiknya jika lensa bidikan diperluas dengan melibatkan anak-anak SD pasca-komuni pertama sebagai kelompok kaum muda pula.

Bisa kita cek pada Bapak-Ibu guru SD, bahwa pola pikir dan pola sikap anak-anak usia kelas 5 dan 6 SD sesungguhnya sudah lebih condong ke dalam kelompok remaja daripada anak-anak. Mungkin selama ini kelompok ini dan usia SMP sudah tersedia wadah yaitu Relik (Remaja Katolik). Namun perlu dipertimbangkan bagaimana pengelolaan mereka menggunakan paradigma remaja, dengan bidang yang mendampingi juga menyatu dengan pendampingan kaum muda secara umum.

Di beberapa paroki terbukti bahwa anak-anak ‘tanggung’ ini lebih nyaman dikelompokkan sebagai mudika awal daripada sebagai Relik yang sering berkonotasi BIA (Bina Iman Anak) gede. Psikologi perkembangan memang menyebutkan bahwa pra-remaja di usia ini jauh lebih bisa menerima perlakukan sebagai ‘orang dewasa’ daripada terus menerus diperlakukan sebagai anak, sekalipun anak baru gede.

Pendampingan kaum muda yang dilakukan sejak dini kiranya akan memberikan bekal lebih banyak pada mereka, hingga pada saatnya nanti –selepas SMA/SMK— kita lebih mantap melepas mereka merantau ke luar kota.

DI MANA WADAH MEREKA ?

Ada beberapa wadah yang bisa dipikirkan. Mungkin beberapa agak kontroversial sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang.

Relik (Remaja Katolik) : ini adalah wadah resmi yang selama ini sudah ada. Gagasan yang bisa diberikan adalah melaksanakan pendampingan Relik sebagai bagian dari pendampingan kaum muda (OMK = Orang Muda Katolik) sehingga remaja muda usia ini merasa lebih enjoy karena diperlakukan sebagai orang dewasa sebagaimana yang mereka harapkan.

Paguyuban Lektor : Dengan tetap memberikan penghargaan kepada para lektor yang telah puluhan tahun setia memberikan pelayanannya sebagai pembaca sabda, kiranya sudah waktunya kita berpikir untuk memberikan porsi kepada remaja kita (bahkan yang duduk di kelas 5 -6 SD) untuk berpartisipasi dalam tugas pelayanan ini. Para lektor senior yang telah berkiprah selama ini diharapkan bersedia menjadi bidan dan pendamping lahirnya sebuah paguyuban lektor yang menjadi ajang pembelajaran dan kesempatan bagi adik-adik ini. Memang mengharukan melihat para Bapak dan Ibu masih tekun dan rendah hati bersedia menerima tugas ini, tapi pasti jauh lebih menggembirakan jika menyaksikan anak-anak dan adik-adik kita yang tampil di depan. Mungkin belum sebagus bapak – ibu dan kakak-kakaknya, tapi tetap merupakan wajah gereja kita masa depan yang akan selalu menjadi lebih baik.

Misdinar : tak banyak hal yang perlu ditambahkan. Kelompok ini sudah cukup solid dan kompak, dapat menjadi contoh untuk kelompok muda lainnya. Mungkin yang perlu diingat hanyalah supaya anak-anak kita yang bersekolah di sekolah non Katolik (negeri atau swasta lainnya) tetap mendapatkan kesempatan untuk berkiprah di bidang pelayanan ini.

Pemazmur : Bidang ini tentu tak mudah. Tapi kalau melihat bagaimana talenta bernyanyi cukup banyak dijumpai pada anak-anak kita, kiranya ini bukan hal yang mustahil. Kita mulai dari 5 – 7 anak dahulu. Awal yang baik pasti akan berkembang menjadi lebih baik lagi.

Koor Kaum Muda : Kita cukup berbesar hati bahwa di paroki kita telah muncul kelomp[ok-kelompok paduan suara yang cukup baik. Yang bisa kita tunggu sekarang adalah munculnya kelompok kor baru dari kaum muda. Kita undang keterpanggilan para dedengkot koor paroki kita untuk berani peduli mengembangkan koor sebagai salah satu bentuk kegiatan kaum muda.

Selain kelompok-kelompok itu masih banyak kelompok yang bisa dikembangkan, baik yang bersifat fungsional pelayanan maupun yang bersifat minat dan bakat. Asumsinya, semakin banyak kelompok akan semakin banyak kaum muda yang terlibat, dan semakin banyak pula gagasan dan kiprah kaum muda yang memajukan paroki kita.

Lalu bagaimana peran pengurus dan pendamping OMK? Mungkin di sini dapat diibaratkan dengan KNPI, organisasi pemuda yang menaungi semua organisasi kepemudaan. OMK menjadi wahana pertemuan kelompok-kelompok tersebut sekaligus sebagai regulator yang menjaga agar masing-masing kelompok dapat berjalan sesuai dengan rel visi misi paroki.

PENDAMPINGNYA ?

Untuk kerja besar seperti ini memang idealnya pendampingnya berbentuk tim, dengan pembagian tugas pendampingan sesuai dengan kelompok-kelompok yang ada. Hanya yang perlu dicatat adalaj para pendamping ini hendaknya memiliki kesungguhan, komitmen, ketulusan dan mampu menyelami dunia kaum muda dengan segala dinamikanya.

Ini bebarapa urun rembug tentang pendampingan kaum muda. Tentu harus dibahas lebih mendalam dan hati-hati. Tapi intinya, sudah waktunya pendampingan kaum muda menjadi perhatian bersama, tidak hanya ‘njagake’ Ketua Bidang yang bersangkutan, tetapi menjadi kerja bareng lintas bidang dan seluruh umat.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP